KISAH NABI SALEH


Sebelum kaum Tsamud adalah kaum 'Ad, Kaum Tsamud adalah kaum yang menyembah berhala. Lalu Allah SWT mengutus Nabi Saleh kepada mereka, Berlalulah hari demi hari.

nabi saleh

Nabi Saleh berkata kepada kaumnya:
"Wahai kaumku, sembahlah Allah yang tiada Tuhan lain bagi kalian selain-Nya. " (QS. Hud: 61)


Kisah Nabi Saleh

Para sesepuh dan pembesar kaum Nabi Saleh sangat terkejut dengan apa yang dikatakan oleh nabi Saleh. Nabi Saleh berkata bahwa tuhan sembahan mereka tidak berarti. Nabi Saleh melarang kaumnya untuk menyembah berhala dan memerintahkan kaumnya untuk menyembah hanya kepada Allah SWT.

Dakwah Nabi Saleh sangat menggoncangkan kaumnya. Nabi Saleh pun terkenal dengan keluhuran budi pekerti, kejujuran serta kebaikannya. Kaum Nabi Saleh sangat menghormati beliau sebelum Allah SWT mengutus Nabi Saleh dan memberikan wahyu padanya agar berdakwah kepada kaumnya. 

Kaum Nabi Saleh pun berkata:
"Hai Saleh, sesungguhnya kamu sebelum ini adalah seorang di antara kami yang kami harapkan, apakah kamu melarang kami untuk menyembah apa yang disembah oleh bapak-bapak kami? Dan sesung­guhnya kami betul-betul dalam keraguan yang mengelisahkan terhadap agama yang kamu serukan kepada kami. " (QS. Hud: 62)

Kemudian dari kaum Nabi Saleh berkata: 
"Sesungguhnya engkau sangat kami harapkan karena keluasan akan ilmumu, kematangan akalmu, kejujuranmu dan kebaikanmu. Akan tetapi hilanglah harapan kami terhadapmu. Apakah engkau akan melarang kami untuk menyembah apa yang disembah oleh kakek-kakek kami. Alangkah celakanya! Kami tidak berharap engkau mencela tuhan-tuhan kami yang kami mendapati orang tua-orang tua kami juga menyembahnya."

Kaum Nabi Saleh merasa bingung di hadapankan akan kebenaran, serta mereka juga heran terhadap saudara mereka yaitu Nabi Saleh. Yang berusaha untuk mengajak mereka agar hanya menyembah Allah SWT. 

Mereka hanya beralasan bahwa kakek-kakek mereka menyembah tuhan-tuhan ini tanpa memiliki alasan serta pemikian yang benar. Nabi Saleh datang untuk dakwah tauhid yang menyuarakan kebebasan akal dan segala bentuk kebebasan lainnya. Akidah tauhid disebarkan sebagai dakwah untuk membebaskan pikiran dari segala belenggu, yaitu suatu dakwah yang membebaskan akal manusia dari belenggu taklid, khurafat orang-orang terdahulu.


Kisah Nabi Saleh


Meskipun dakwah Nabi Saleh disampaikan dengan penuh ketulusan, namun kaumnya tidak pernah mempercayainya. Mereka sangat meragukan dakwahnya. Kaum Nabi Saleh mengira bahwa Nabi Saleh terkena sihir. Kemudian mereka meminta kepada Nabi Saleh agar ia mendatangkan mukjizat yang bisa memberikan bukti bahwa Nabi Saleh memang utusan Allah SWT. 


nabi saleh

Allah SWT berkehendak untuk mengabulkan permintaan kaum Nabi Saleh. Kaum Tsamud mengukir rumah-rumah besar dari gunung. Kaum Nabi Saleh menggunakan batu-batu besar untuk membangun. Kaum Nabi Saleh adalah orang-orang yang kuat yang Allah SWT membuka pintu rezeki bagi mereka dari segala hal. Kaum Nabi Saleh datang setelah kaum 'Ad lalu mereka tinggal di bumi dan memakmurkannya. Nabi Saleh berkata kepada kaumnya ketika mereka meminta mukjizat kepadanya:

"Hai kaumku, inilah unta betina dari Allah sebagai mukjizat (yang menunjukkan kebenaran) untukmu, sebab itu biarkanlah dia, makan di bumi Allah, dan janganlah kamu mengganggunya dengan gangguan apa pun yang akan menyebabkan kamu ditimpa azab yang dekat." (QS. Hud: 64)

Diriwayatkan bahwa unta tersebut merupakan mukjizat karena batu gunung pada suatu hari terpecah dan keluar darinya unta, dan keluar di belakangnya anaknya yang kecil. la lahir melalui cara yang tidak umum dalam proses kelahiran. Diriwayatkan juga bahwa ia merupakan mukjizat karena ia minum air yang terdapat di sumur-sumur pada suatu hari lalu binatang-binatang yang lain tidak berani mendekati air itu pada hari tersebut. 



Ada riwayat lain mengatakan bahwa ia merupakan mukjizat karena ia mengeluarkan susu yang mencukupi untuk dipakai minum oleh seluruh manusia di hari di mana ia minum seluruh air sehingga tidak ada sedikit pun yang tersisa darinya. Unta ini merupakan mukjizat di mana Allah SWT menyifatinya dengan sebutan: "naqatullah" (unta Allah). Itu berarti bahwa unta tersebut bukan unta biasa, namun ia merupakkan mukjizat dari Allah SWT. 

Allah SWT kemudian menurunkan perintah kepada Nabi Saleh agar beliau melarang kaumnya agar tidak mengganggu atau membunuh unta tersebut. Nabi Saleh memerintahkan kaumnya agar membiarkan, serta makan di bumi Allah SWT dan tidak menyakitinya. Nabi Saleh mengingatkan kaumnya bahwa ketika mereka mencoba untuk mengganggunya, maka mereka akan mendapatkan siksaan dalam waktu dekat.

Awal mulanya kaum Nabi Saleh terheran-heran ketika melihat unta lahir dari batu-batuan gunung. Ia adalah unta yang diberkati di mana susunya cukup untuk ribuan laki-laki, wanita, dan anak-anak kecil. Jika unta itu tidur di suatu tempat, maka binatang-binatang lain akan menyingkir darinya. Jelas sekali ia bukan unta biasa, namun ia merupakan tanda-tanda kebesaran dari Allah SWT. 


nabi saleh

Unta tersebut hidup di tengah-tengah kaum Nabi Saleh. Berimanlah orang-orang yang beriman di antara mereka tetapi sebagian besar dari mereka tetap berada dalam penentangan dan kekafiran. Kebencian terhadap Nabi Saleh berubah menjadi kebencian kepada unta yang diberkati itu. Mulailah mereka membuat persekongkolan untuk melawan unta itu. Orang-orang kafir sangat membenci mukjizat yang agung ini dan mereka membuat rencana jahat untuk melenyapkannya. Sebagaimana biasanya, para tokoh-tokoh kaumnya berkumpul untuk membuat, makar. 

Allah SWT berfirman:
"Dan (Kami telah mengutus) kepada kaum Tsamud saudara mereka, Saleh. Ia berkata: 'Hat kaumku, sembahlah Allah, sekali-kali tidak ada Tuhan bagimu selain-Nya. Sesungguhnya telah datang bukti yang nyata kepadamu dari Tuhanmu. Unta betina Allah ini menjadi tanda bagimu, maka biarkanlah dia, makan di bumi Allah, dan janganlah kamu mengganggunya, dengan gangguan apa pun, (yang karenanya) kamu akan ditimpa siksaan yang pedih. Dan ingatlah olehmu di waktu Tuhan menjadikan kamu pengganti-pengganti (yang berkuasa) sesudah kaum 'Ad dan memberikan tempat bagimu di bumi. 

Kamu dirikan istana-istana di tanah-tanahnya yang datar dan kamu pahat gunung-gunungnya untuk dijadikan rumah;, maka ingatlah nikmat-nikmat Allah dan janganlah kamu merajalela di muka bumi dengan membuat kerusakan. Pemuka-pemuka yang menyombongkan diri di antara kaumnya berkata kepada orang-orang yang dianggap lemah yang telah beriman di antara mereka: 'Tahukah kamu bahwa Saleh diutus (menjadi rasul) oleh Tuhannya ?' Mereka menjawab: 'Sesungguhnya kami beriman kepada wahyu yang Saleh diutus untuk menyampaikannya.' Orang-orang yang menyombongkan diri berkata: 'Sesungguhnya kami adalah orang yang tidak percaya kepada apa yang kamu imani itu." (QS. al-AVaf: 73-76)


Kisah Nabi Saleh

Nabi Saleh berdakwah kepada kaumnya dengan penuh kasih sayang serta cinta. Nabi Saleh mengajak mereka untuk hanya menyembah Allah SWT serta mengingatkan mereka bahwa Allah SWT telah mengeluarkan mukjizat bagi mereka, yaitu unta. Mukjizat itu sebagai bukti akan kebenaran dakwahnya. 

Nabi Saleh memohon kepada kaumnya agar mereka membiarkan unta itu memakan dari hasil bumi, dan setiap bumi adalah bumi Allah SWT. Nabi Saleh juga mengingatkan mereka agar jangan sampai mengganggunya karena yang demikian itu dikhawatirkan akan mendatangkan azab bagi mereka. Bahkan Nabi Saleh mengingatkan kaumnya dengan nikmat-nikmat Allah SWT yang turun kepada mereka: "Bagaimana Dia menjadikan mereka penguasa-penguasa yang datang setelah kaum 'Ad, bagaimana Dia memberi mereka istana dan gunung-gunung yang terukir serta berbagai kenikmatan dan kekuatan."

Mereka tidak menghiraukan nasihat Nabi Saleh, mereka menemui orang-orang yang beriman kepada Nabi Saleh. Mereka bertanya dengan pertanyaan yang tujuan untuk merendahkan dan mengejek:
 "Apakah kalian mengetahui bahwa Saleh seseorang yang diutus dari Tuhan­nya?" 

Pertanyaan ini tidak pantas dikemukakan setelah mereka melihat mukjizat unta. Alhasil, mereka merendahkan pengikut Nabi Saleh dan mengejeknya.

Sekelompok kecil yang beriman kepada Nabi Saleh kemudian berkata: 
"Sesungguhnya kami percaya dengan apa yang dibawa oleh Nabi Saleh" 

Jawaban terse­but sangat bertentangan dengan jawaban para pembesar dari kaum Nabi Saleh. Para pembesar itu justru meragukan akan kenabian Saleh sedangkan orang-orang mukmin itu menegaskan kepercayaan mereka terhadap kebenaran yang dibawa oleh Nabi Saleh.

Kebenaran yang dibawa oleh Nabi Saleh tidak berhubungan dengan unta itu, namun berhubungan dengan dakwahnya serta ajarannya. 

Mereka mengatakan: "Kami mengimani apa yang dibawa oleh Nabi Saleh" dan mereka tidak mengatakan: "Kami beriman kepada untanya".

Demikianlah penghinaan mereka, kesombongan mereka, dan kemarahan mereka. Rasa-rasanya sia-sia untuk mencari dalil yang dapat memuaskan orang-orang kafir saat berdialog dengan mereka. Mereka selalu menolak kebenaran, padahal mereka orang-orang yang merdeka dalam memilih kebenaran itu.

Malam mulai menyelimuti kota kaum Tsamud. Gunung-gunung yang kokoh menjulang dan melindungi rumah-rumah yang terukir di dalamnya. Dinyalakanlah lampu-lampu dalam istana yang terukir di gunung itu. Gelas-gelas minuman diputarkan di antara mereka. Tidak ada seorang pun dari tokoh-tokoh kaum yang tidak hadir dipertemuan penting itu. Dimulailah pertemuan dan terjadilah dia­log. 

Salah seorang tokoh kaum Tsamud berkata:
"Bagaimana kita akan mengikuti saja seorang manusia (biasa) di antara kita? Sesungguhnya kalau kita begitu benar-benar dalam keadaan sesat dan gila. " (QS. al-Qamar: 24)

Sementara yang lain menjawab:
"Apakah wahyu itu diturunkan kepadanya di antara kita? Sebenarnya dia adalah seorang yang amat pendusta lagi sombong. " (OS. al-Oamar: 25)

"Jika datang musim panas, maka unta itu mendatangi lembah yang dingin sehingga binatang-binatang ternak yang lain lari darinya dan kepanasan." 

"Jika datang musim dingin unta itu mencari tempat penghangat, lalu ia istirahat di situ sehingga binatang-binatang ternak kita lari darinya dan menuju tempat yang dingin sehingga terancam kematian."

Orang-orang yang duduk di sekitarnya bertanya: "Bagaimana jalan keluarnya?" 

Salah satu Tokoh mereka berkata: 
"Kita harus melenyapkan Saleh dari jalan kita. Yang saya maksud adalah untanya. Kita harus membunuh untanya dan setelah itu kita akan membunuh Saleh." 

Demikanlah cara yang dilakukan orang-orang yang kafir sepanjang sejarah. Demikianlah senjata yang digunakan oleh mereka dalam menghadapi kebenaran. Mereka tidak menggunakan akal sehat atau adu argumentasi, tapi mereka justru menggunakan kekuatan fisik. Bagi mereka, ini adalah cara yang paling aman. 

Salah seorang di antara mereka berkata: 
"Bukankah Saleh mengingatkan kita akan azab yang keras jika kita sampai menyakiti unta itu."

Kemudian percakapan dimulai tentang Nabi Saleh: 
"Berapakali kita putus asa dan dibuat kecewa olehnya. Sebaik-baiknya jalan adalah dengan membunuhnya". 
"Mula-mula kita membunuh untanya setelah itu kita akan menghabisi Saleh." 

"Namun siapa gerangan yang berani membunuhnya?" 
Pertanyaan itu menciptakan keheningan di antara mereka. 

Setelah beberapa saat, salah seorang dari mereka mengangkat suara: 
"Saya mengenal seseorang yang dapat membunuh­nya." 

Lalu nama demi nama berputar di antara mereka sehingga mereka menyebut seorang penjahat yang selalu membikin kerusakan di muka bumi dan ia suka mabuk-mabukan. Ia mempunyai kelompok penjahat di kota.

"Dan di kota itu ada sembilan orang laki-laki yang membuat kerusakan di muka bumi, dan mereka tidak berbuat kebaikan." (QS. an-Naml: 48)

Mereka adalah penjahat-penjahat kota yang terkenal. Mereka sepakat untuk melaksanakan kejahatan. Kegelapan semakin menyelimuti gunung. Kemudian datanglah malam tragedi. Unta yang diberkati itu sedang tidur dan mendekap anaknya yang kecil di dadanya. Sembilan orang penjahat tersebut telah menyiapkan senjata mereka, pedang mereka dan tombak mereka.

"Maka mereka memanggil kawannya, lalu kawannya menangkap (unta itu) dan membunuhnya." (QS. al-Qamar: 29)

Sembilan laki-laki itu menyerang unta tersebut, lalu ia bangkit dan bangunlah anaknya dalam keadaan takut. Akhirnya, darah unta itu terkucur dan anaknya pun terbunuh. 

Kemudian Nabi Saleh mengetahui apa yang terjadi, lalu beliau keluar dalam keadaan marah untuk menemui kaumnya. 

Nabi Saleh berkata kepada mereka: 
"Bukankah aku telah mengingatkan agar kalian jangan mengganggu unta itu." 

Mereka menjawab: 
"Kami memang telah membunuhnya, maka datangkanlah siksaan kepada kami jika engkau mampu. Bukankah engkau berkata bahwa engkau termasuk utusan Tuhan." 

Nabi Saleh berkata kepada kaumnya:
"Bersukarialah kamu sekalian di rumahmu selama tiga hari. Itu adalah janji yang tidak dapat didustakan." (QS. Hud: 65)

Kemudian Nabi Saleh meninggalkan kaumnya tersebut. Datanglah janji Allah SWT untuk menghancurkan mereka setelah tiga hari. Maka pada hari keempat langit terpecah melalui teriakan yang keras di mana teriakan itu menghancurkan gunung dan membinasakan apa saja yang ada di dalamnya. 

nabi saleh

Kemudian bumi berguncang dan menghancurkan apa saja yang di atasnya. Itu adalah satu teriakan saja yang membuat kaum Nabi Saleh hancur berantakan. 

Allah SWT berfirman:
"Sesungguhnya Kami akan mengirimkan unta betina sebagai cobaan bagi mereka, maka tunggulah (tindahan) mereka dan bersabarlah. Dan beritakanlah kepada mereka bahwa sesungguhnya air itu terbagi antara mereka (dengan unta bertina itu); tiap-tiap giliran minum dihadiri (oleh yang punya giliran). Maka, mereka memanggil kawannya, lalu kawannya menangkap (unta itu) dan membunuhnya. Alangkah dahsyatnya azab-Ku dan ancaman-ancaman-Ku. Sesungguhnya Kami menimpakan atas mereka satu suara yang keras mengguntur, maka jadilah mereka seperti rumput-rumput kering (yang dikumpulkan oleh) yang punya kandang binatang. " (QS. al-Qamar: 27-31)


nabi saleh

Mereka hancur semua sebelum mengetahui apa yang terjadi. Sedangkan orang-orang yang beriman bersama Nabi Saleh, mereka telah meninggalkan tempat tersebut sehingga mereka selamat. 

Selamatlah kaum yang mengikuti dan patuh terhadap Nabi Saleh, mereka setelah itu hidup dalam suasana damai karena ketaatannya terhadap Allah SWT. Dan Nabi Saleh wafat dalam kedamaian dimakamkan di wilayah Rimlah yaitu daerah Palestina.

Berikut ini adalah biodata Nabi Saleh
  • Nama: Shalih bin Ubaid. 
  • Garis Keturunan: Adam As. ⇒ Syits ⇒ Anusy ⇒ Qinan ⇒ Mihlail ⇒ Yarid ⇒ Idris As. ⇒ Matusyalih ⇒ Lamak ⇒ Nuh As. ⇒ Sam ⇒ Iram (Aram) ⇒ Amir ⇒ Tsamud ⇒ Hadzir ⇒ Ubaid ⇒ Masah ⇒ Asif ⇒ Ubaid ⇒ Shalih As.
  • Usia: 70 tahun. 
  • Periode sejarah: 2150-2080 SM. 
  • Tempat diutus: Daerah al-Hijr (Mada’in Shalih, antara Madinah dan Syria).
  • Tempat wafat: Mekkah. 
  • Sebutan kaumnya: Kaum Tsamud. 
  • Al-Quran menyebutkan namanya sebanyak: 10 kali.
Demikianlah kisah Nabi Saleh, semoga menambah keimanan serta ketaqwaan kita.

Artikel Terkait

KISAH NABI SALEH
4/ 5
Oleh

Berlangganan

Suka dengan artikel di atas? Silakan berlangganan gratis via email